for everyone |
Shattered Glass....
Yap betul! Shatterred Glass adalah judul sebuah Film yang berdasarkan kisah nyata (catat. Nyata!). Film ini adalah kisah nyata seorang jurnalis muda yang karirnya jatuh ketika akhirnya diketahui bahwa dia me"reka" hampir setengah dari artikel-artikel yang dia tulis.
Disutradarai oleh Billy Ray, dengan pemeran diantaranya : Hayden Christensen, Peter Sarsgaard, Chloe Sevigny, hank Azaria dan Steve Zahn.
Saya memiliki alasan tersendiri kenapa perlu me-review film yang satu ini :)
Let's go back to the "Shattered Glass"
Dialah Stephen Glass (Hayden Cristensen), seorang penulis berbakat yang pada usia 20 tahun, ia sudah menjadi penulis tetap di sebuah majalah yang juga dibaca oleh awak pesawat kepresidenan “The New Republic” (1995-1998). Sudah pasti, artikel-artikel didalamnya juga dibaca oleh Presiden Amerika.
Sosoknya selalu menjadi perhatian dan apresiasi teman-teman sekantornya, karena dia dinilai sebagai orang yang cerdas, ideal, pekerja keras dan selalu mencari berita yang luar biasa. Dia memiliki ambisi dan keinginan kuat agar artikelnya bisa dibaca oleh Presiden, namun sayang ambisinya telah membuat dia melanggar kode etik jurnalis yang paling pokok, yaitu membuat berita bohong. Artikel tentang Hacker yang dia tulislah yang akhirnya menguak kebohongannya.
Mungkin pepatah "sepintar-pintarnya menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga" berlaku untuk Stephen Glass. Semuanya berawal ketika jurnalis Forbes Digital Tool bernama Adam Panenberg membaca artkel "Hack Heaven" yang ditulis Glass, dan mulai menaruh curiga. Dia kemudian melakukan pengecekan/verifikasi semua tokoh-tokoh yang tertera pada artikel yang ditulis Glass, dan mendapati semuanya itu hanyalah fiktif. Akhirnya dia pun melaporkannya kepada Kambiz, editornya.
Chuck pun akhirnya dihubungi dan dimintai kontak orang-orang serta perusahaan yang tertera dalam artikel yang dibuat Glass. Sebagai editor The New Republic, Chuck pun menanyakannya kepada Glass. Menyadari kebohongannya mulai terendus, Glass melakukan segala cara untuk menutupinya, dari mulai membuat situs dan nomer fiktif hingga menggunakan saudaranya untuk menyelamatkan dirinya. Hal tersebut sempat membuat bingung jurnalis forbes, namun disaat yang sama...Chuck mulai curiga.
Ceritanya pun berlanjut ketika Chuck mengajak Glass ke tempat-tempat yang disebutkan Glass dalam artikelnya untuk menemui narasumbernya, namun semuanya hanya fiktif belaka. Saat itulah Chuck yakin bahwa Stephen Glass telah mengarang cerita.
Dalam film ini, ada sebuah adegan yang menggambarkan kesuksesan Glass, dimana dia sedang memberikan kuliah di kelas jurnalistik dan mengatakan bahwa Jurnalistik harus bersandarkan kebenaran. Tetapi ternyata (teeeteeewww....) itu hanyalah imajinasi Stephen Glass saja :D sepertinya berbohong dan berimajinasi sudah melekat dalam dirinya. Bahkan disebutkan bahwa dari 45 artikel yang telah dimuat, 27 diantaranya adalah fiktif, dan akhirnya The New Republic meminta maaf kepada publik.
Charles “Chuck” Lane mengatakan : "If this thing blows, there ain’t gonna be a magazine anymore, I don’t give a sh*t!. You can resent me, you can hate me. But on Monday morning, we’re all gonna have to answer what we let happened here. We’re all gonna have an apology to make. Jesus Christ, don’t you have any idea how much sh*t we’re about to eat? … Because we blew it. HE handed us fiction, and fiction, and we printed them all as facts. Just because we found them “entertaining”. It’s indefensible. Don’t you know that? " (yaa...listen to that!)
Kurang lebih begitulah cerita singkatnya. Film ini sebenernya udah lama sekali sy tonton, dan memang ga banyak yang tau atau pernah menontonnya. Awalnya emang tampak boring...tp lama-lama seru juga (inget dulu nontonnya jam 2.30 pagi :D begadanggg mpe ampir subuh). Ada suatu kejadian yg sy alami sendiri, yg membuat sy lgsg inget lg ke film ini (tp salah nyebut judul ahahah udah lama siyyy...dibilang judulnya broken glass :D )
Di dunia yg digeluti Stephen Glass, sy boleh yakin dia bukan satu-satunya (walopun Glass termasuk yg parah bgt...fiktif dari A mpe Z ), seperti yg sy tulis di tittle...I've just found as similar as Stephen Glass, hanya saja tidak separah dia...but still, it's a lie...karena ketika kita mengatakan A tetapi yang disampaikannya Z, that's a lie! dan itu karangan saja. Akhirnya kekecewaan itu pun ga terbendung lg (terlebih lg...sy harus menghadapi rasa itu sendirian karena tampaknya seseorang yg sy sayangi yg seharusnya ada disamping sy dan mempertanyakan hal yg sama, tidak merasa keberatan sama sekali dgn yg terjadi...maaf ya klo rasa kecewa sy, membuatmu marah dan ingin melangkah sendiri....tp hati nurani sy, ga bisa menerima) hati nurani sy berontak (biar gaya, ky penyair2 hehehe).
Intinya, seperti twit yang sy sampaikan...."Ini jelas pembelajaran yang sangat berharga, kynya mau naek "kelas" nih :D (asyiiik)" pembelajaran apa Seu? yaa, kita harus hati-hati sama org semodel Stephen Glass, selalu percayai intuisi atau kata hati kita! (ini penting, soalnya sy mengabaikannya waktu itu! euuuhhh kacaw :p ), janganlah meyakini suatu kata2 (baik yg keluar dari mulut maupun yang keluar dari pena) sebelum anda mengetahui kebenaran yg sebenar-benarnya dgn mata, telinga dan hati anda sendiri, apalagiii yaaa....sabar, ya! belajar sabar menghadapi keadaan2 yg ga kita harapkan (moga2 aja dicatat jd ibadah oleh Allah SWT, kemudian dinyatakan "lulus test" heheheh), ketika ada batu kerikil dan kita merasa sendirian (spt yg sy rasa diatas) inget Selalu ada Allah SWT dan tangan-Nya yg akan menolong kita...all we need is ask :)
Masih ada lagi...maafkan, baik yang membuat kecewa, maupun yang meninggalkan kita sendirian dlm kegundahan (cieeeeee...gundah :p) daripada gundah mending dibikin mudah...klo menurut sy kejujuran itu penting, tapi tidak bagi sebagian org...ya udah, let it be (klo kt the beatles mah), dan masih banyaakkkk lagi hikmah dari kejadian kecil dalam hidup sy ini :)
Nah terakhir, seperti kata Confusius
maka dari itu, jika batu kerikil ini sy anggap bikin semangat sedikit "fall down" hati gonjang-ganjing (ahaha)...skrg waktunya bangkit kembali! dan minum kopi! :D maybe next time...another story about rC (the authentic story) :D
Klo ada yang berpikiran, "mungkin aja curcolan si usse ni cuman karangan doang" ohohoho ini nyata loh, percaya deh suer ;) apalagi yg curcol, mantan tukang bohong (dulu ngakunya kuliah pdhal nongkrong dikantin) yang sadar klo tiket neraka-nya udah kebanyakan daripada tiket surga-nya :D (udah tobat nih...insyaAllah)
Yaa demikian campur-campur review-an Shattered Glass n curcolan pribadi, moga2 ada manfaatnya...klo ga ada manfaatnya, boleh mampir ke KarDUs dan pilih dagangan n dibeli deh (hehehehe...yg nyari buku2 Mizan juga boleh colek sy :D kok jd promosi??)
Over all...thank you for reading, and for those people...thanks for opening my eyes
ahhh ya, sedikit saran....(ni karna sy perduli looh) klo anda jago ngarang cerita, jgn pilih karir seperti stephen glass...jadilah penulis cerita novel/fiksi, cause you're good at it...n who knows you'll become famous.
Yap betul! Shatterred Glass adalah judul sebuah Film yang berdasarkan kisah nyata (catat. Nyata!). Film ini adalah kisah nyata seorang jurnalis muda yang karirnya jatuh ketika akhirnya diketahui bahwa dia me"reka" hampir setengah dari artikel-artikel yang dia tulis.
Disutradarai oleh Billy Ray, dengan pemeran diantaranya : Hayden Christensen, Peter Sarsgaard, Chloe Sevigny, hank Azaria dan Steve Zahn.
Saya memiliki alasan tersendiri kenapa perlu me-review film yang satu ini :)
Let's go back to the "Shattered Glass"
Dialah Stephen Glass (Hayden Cristensen), seorang penulis berbakat yang pada usia 20 tahun, ia sudah menjadi penulis tetap di sebuah majalah yang juga dibaca oleh awak pesawat kepresidenan “The New Republic” (1995-1998). Sudah pasti, artikel-artikel didalamnya juga dibaca oleh Presiden Amerika.
Sosoknya selalu menjadi perhatian dan apresiasi teman-teman sekantornya, karena dia dinilai sebagai orang yang cerdas, ideal, pekerja keras dan selalu mencari berita yang luar biasa. Dia memiliki ambisi dan keinginan kuat agar artikelnya bisa dibaca oleh Presiden, namun sayang ambisinya telah membuat dia melanggar kode etik jurnalis yang paling pokok, yaitu membuat berita bohong. Artikel tentang Hacker yang dia tulislah yang akhirnya menguak kebohongannya.
Mungkin pepatah "sepintar-pintarnya menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga" berlaku untuk Stephen Glass. Semuanya berawal ketika jurnalis Forbes Digital Tool bernama Adam Panenberg membaca artkel "Hack Heaven" yang ditulis Glass, dan mulai menaruh curiga. Dia kemudian melakukan pengecekan/verifikasi semua tokoh-tokoh yang tertera pada artikel yang ditulis Glass, dan mendapati semuanya itu hanyalah fiktif. Akhirnya dia pun melaporkannya kepada Kambiz, editornya.
Chuck pun akhirnya dihubungi dan dimintai kontak orang-orang serta perusahaan yang tertera dalam artikel yang dibuat Glass. Sebagai editor The New Republic, Chuck pun menanyakannya kepada Glass. Menyadari kebohongannya mulai terendus, Glass melakukan segala cara untuk menutupinya, dari mulai membuat situs dan nomer fiktif hingga menggunakan saudaranya untuk menyelamatkan dirinya. Hal tersebut sempat membuat bingung jurnalis forbes, namun disaat yang sama...Chuck mulai curiga.
Ceritanya pun berlanjut ketika Chuck mengajak Glass ke tempat-tempat yang disebutkan Glass dalam artikelnya untuk menemui narasumbernya, namun semuanya hanya fiktif belaka. Saat itulah Chuck yakin bahwa Stephen Glass telah mengarang cerita.
Dalam film ini, ada sebuah adegan yang menggambarkan kesuksesan Glass, dimana dia sedang memberikan kuliah di kelas jurnalistik dan mengatakan bahwa Jurnalistik harus bersandarkan kebenaran. Tetapi ternyata (teeeteeewww....) itu hanyalah imajinasi Stephen Glass saja :D sepertinya berbohong dan berimajinasi sudah melekat dalam dirinya. Bahkan disebutkan bahwa dari 45 artikel yang telah dimuat, 27 diantaranya adalah fiktif, dan akhirnya The New Republic meminta maaf kepada publik.
Charles “Chuck” Lane mengatakan : "If this thing blows, there ain’t gonna be a magazine anymore, I don’t give a sh*t!. You can resent me, you can hate me. But on Monday morning, we’re all gonna have to answer what we let happened here. We’re all gonna have an apology to make. Jesus Christ, don’t you have any idea how much sh*t we’re about to eat? … Because we blew it. HE handed us fiction, and fiction, and we printed them all as facts. Just because we found them “entertaining”. It’s indefensible. Don’t you know that? " (yaa...listen to that!)
Kurang lebih begitulah cerita singkatnya. Film ini sebenernya udah lama sekali sy tonton, dan memang ga banyak yang tau atau pernah menontonnya. Awalnya emang tampak boring...tp lama-lama seru juga (inget dulu nontonnya jam 2.30 pagi :D begadanggg mpe ampir subuh). Ada suatu kejadian yg sy alami sendiri, yg membuat sy lgsg inget lg ke film ini (tp salah nyebut judul ahahah udah lama siyyy...dibilang judulnya broken glass :D )
Di dunia yg digeluti Stephen Glass, sy boleh yakin dia bukan satu-satunya (walopun Glass termasuk yg parah bgt...fiktif dari A mpe Z ), seperti yg sy tulis di tittle...I've just found as similar as Stephen Glass, hanya saja tidak separah dia...but still, it's a lie...karena ketika kita mengatakan A tetapi yang disampaikannya Z, that's a lie! dan itu karangan saja. Akhirnya kekecewaan itu pun ga terbendung lg (terlebih lg...sy harus menghadapi rasa itu sendirian karena tampaknya seseorang yg sy sayangi yg seharusnya ada disamping sy dan mempertanyakan hal yg sama, tidak merasa keberatan sama sekali dgn yg terjadi...maaf ya klo rasa kecewa sy, membuatmu marah dan ingin melangkah sendiri....tp hati nurani sy, ga bisa menerima) hati nurani sy berontak (biar gaya, ky penyair2 hehehe).
Intinya, seperti twit yang sy sampaikan...."Ini jelas pembelajaran yang sangat berharga, kynya mau naek "kelas" nih :D (asyiiik)" pembelajaran apa Seu? yaa, kita harus hati-hati sama org semodel Stephen Glass, selalu percayai intuisi atau kata hati kita! (ini penting, soalnya sy mengabaikannya waktu itu! euuuhhh kacaw :p ), janganlah meyakini suatu kata2 (baik yg keluar dari mulut maupun yang keluar dari pena) sebelum anda mengetahui kebenaran yg sebenar-benarnya dgn mata, telinga dan hati anda sendiri, apalagiii yaaa....sabar, ya! belajar sabar menghadapi keadaan2 yg ga kita harapkan (moga2 aja dicatat jd ibadah oleh Allah SWT, kemudian dinyatakan "lulus test" heheheh), ketika ada batu kerikil dan kita merasa sendirian (spt yg sy rasa diatas) inget Selalu ada Allah SWT dan tangan-Nya yg akan menolong kita...all we need is ask :)
Masih ada lagi...maafkan, baik yang membuat kecewa, maupun yang meninggalkan kita sendirian dlm kegundahan (cieeeeee...gundah :p) daripada gundah mending dibikin mudah...klo menurut sy kejujuran itu penting, tapi tidak bagi sebagian org...ya udah, let it be (klo kt the beatles mah), dan masih banyaakkkk lagi hikmah dari kejadian kecil dalam hidup sy ini :)
Nah terakhir, seperti kata Confusius
maka dari itu, jika batu kerikil ini sy anggap bikin semangat sedikit "fall down" hati gonjang-ganjing (ahaha)...skrg waktunya bangkit kembali! dan minum kopi! :D maybe next time...another story about rC (the authentic story) :D
Klo ada yang berpikiran, "mungkin aja curcolan si usse ni cuman karangan doang" ohohoho ini nyata loh, percaya deh suer ;) apalagi yg curcol, mantan tukang bohong (dulu ngakunya kuliah pdhal nongkrong dikantin) yang sadar klo tiket neraka-nya udah kebanyakan daripada tiket surga-nya :D (udah tobat nih...insyaAllah)
Yaa demikian campur-campur review-an Shattered Glass n curcolan pribadi, moga2 ada manfaatnya...klo ga ada manfaatnya, boleh mampir ke KarDUs dan pilih dagangan n dibeli deh (hehehehe...yg nyari buku2 Mizan juga boleh colek sy :D kok jd promosi??)
Over all...thank you for reading, and for those people...thanks for opening my eyes
ahhh ya, sedikit saran....(ni karna sy perduli looh) klo anda jago ngarang cerita, jgn pilih karir seperti stephen glass...jadilah penulis cerita novel/fiksi, cause you're good at it...n who knows you'll become famous.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar